Jakarta - 5 Orang karyawan Ponpes Al Zaytun mengaku disekap. Mereka pun melaporkan manajemen Al Zaytun ke polisi. Pangkal musabab peristiwa ini karena mereka menuntut kenaikan upah. Penyekapan itu pun terkuak setelah istri para tersangka melapor ke polisi. Sudah 3 hari suami mereka tidak pulang.
"Kita hanya terima laporan saja," kata Kapolsek Gantar, Indramayu, Iptu Acep Hasbullah saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (19/12/2012)
Informasi yang dikumpulkan, pada Minggu (16/12) ada 3 orang ibu-ibu yang juga istri dari karyawan yang diduga disekap. Ibu-ibu itu pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB, datang ke Polsek Gantar. Mereka curhat soal nasib suaminya yang sudah 3 hari tidak pulang.
Mendapat laporan itu, Polsek Gantar segera melakukan kroscek. Sore pukul 16.00 WIB, Tim Polsek Gantar yang dipimpin Acep menyambangi Al Zaytun.
Di lokasi pihak kepolisian bersama Koramil Gantar bertemu dengan manajemen Al Zaytun. Perundingan dilakukan dan ternyata suami para ibu itu berada di sebuah ruangan di basement. Mereka pun tidur di ruangan 2x3 dan hanya beralas kardus. Total ada 5 orang di ruangan yakni Sanusi (39), Sutrisno (32), Tukino (42), Widodo (45), Adi Trimojo (36), dan Herman.
Polisi lalu membawa pulang mereka setelah melakukan pembicaraan. Mereka bicara soal tuntutan kenaikan upah hingga penyekapan. Para karyawan itu ditaruh di dalam ruangan karena menuntut upah sesuai standar yang berlaku yakni Rp 900 ribu. Selama ini mereka hanya mendapat upah Rp 300-400 ribu.
"Mereka bekerja di bagian bangunan dan di dapur," terang Acep saat dikonfirmasi.
Pada Senin (17/12), ada 5 orang yang melakukan pelaporan ke Polsek Gantar atas dugaan perampasan kemerdekaan orang lain. Nah, pada Selasa (18/12) Polsek Gantar melimpahkan ke Polres Indramayu.
"Kasus ini masih diselidiki. Silakan ditanyakan ke Polres," tutur Acep.
sumber : http://news.detik.com
Hingga berita ini diturunkan pihak Al Zaytun belum memberikan keterangan.
Tidak ada komentar: