Ini 5 Modus Pencopet Beraksi di Angkutan Umum, Hati-hati!
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Pencopet kerap beraksi di angkutan umum. Masyarakat kecil menjadi korban. Mulai dari uang hingga telepon genggam diincar para pelaku. Bagaimana saja modus para pencopet itu beraksi?
Catatan detikcom, Senin (15/4/2013) dari surat elektronik yang dikirimkan pembaca detikcom ke redaksi@detik.com terpapar sejumlah modus. Ada yang pura-pura marah, pura-pura sakit, dan berbagai macam modus pura-pura lainnya.
Berikut beberapa modus para pelaku dalam menjalankan aksinya:
Pura-pura Muntah
Seperti dialami Luqoni pembaca detikcom di Surabaya. Seorang pria tua di bus, pura-pura mau muntah. Bapak itu pun meminta izin untuk ke jendela. Ketika sudah melewati Luqoni, rekan bapak itu menarik saku celana.
"Untung semua sudah aku antisipasi. Semua tak taruh di celana yang ketat. mungkin seandainya pakai celana yang longgar dengan mudah mereka mencopetku. Akhirnya gagal deh modus mereka," jelas Luqoni.
Menghimpit dari Belakang & Menawarkan Duduk
Pencopet beraksi dengan berkelompok. Seperti yang dialami Satrio yang nyaris kecopetan di angkutan umum di Kampung Rambutan. Para pelaku ada beberapa orang. Seorang pelaku menghimpit dari belakang. Kemudian ada yang menawari untuk duduk.
"Tanpa curiga, saya menempati tempat duduk di belakang. Ketika saya hendak turun, orang yang duduk di sebelah kiri dan kanan saya turut berdiri. Anehnya, ketika saya hendak turun, ada seseorang yang terus menerus menghalangi saya agar tidak turun," tutur Satrio.
Dalam waktu sekian detik, Satrio tersadar. Ternyata ada orang yang duduk di sebelah kanan dia dan sedang merogohkan tangannya ke dalam tas miliknya. Sedangkan orang yang duduk di sebelah kiri dia berusaha menutupi agar tidak kelihatan orang lain.
"Ketika saya pelototi orang yang merogoh tas saya, orang tersebut langsung mengeluarkan tangannya yang ternyata sambil menggenggam pisau kecil. Mungkin digunakan untuk merobek tas saya namun belum kesampaian. Ketika saya berhasil turun, saya baru sadar ternyata orang yang menghimpit saya dari belakang, dua orang yang menawari tempat duduk ke saya, dan orang yang menghalangi saya untuk turun adalah komplotan pencopet," imbuhnya.
Berpakaian Rapi dan Menghalangi Penumpang Hendak Turun
Para penumpang angkutan umum mesti hati-hati. Ada beberapa orang berpakaian rapi, dan menghalangi ketika hendak turun. Seperti dialami Dwi Samba R, pembaca detikcom saat menumpang angkutan umum rute Pasar Minggu-Ragunan.
"Semua penumpang yang naik berpakaian rapi, seperti layaknya orang mau kerja. Kondisi mikrolet penuh. Saat itu saya membawa beberapa dokumen jadi agak repot, nah entah kenapa sudah ada feeling bahwa yang duduk di depan saya kok terus memperhatikan saya," jelas Dwi.
Nah, ketika Dwi hendak turun, pria di samping dia pun hendak turun. Pria itu dan beberapa temannya menghalangi dia dan seorang ibu untuk turun.
"Akhirnya susah payah karena dipepet-pepet orang baru saya bisa turun dan membayar angkotnya. setelah itu saya langsung mencari HP di tas karena mau telepon orang yang akan saya temui, dan pada saat itulah baru saya sadar,mereka tadi yang menghalang-halangi saya turun adalah komplotan copet," jelasnya.
Pura-pura Bertanya dan Menawarkan Pijat
Aksi pencopet ini perlu diwaspadai. Sebagai masyarakat yang ramah, kita kerap memberi bantuan kepada orang yang bertanya. Modus memanfaatkan keramahan masyarakat ini yang dimanfaatkan para pencopet.
Kelompok pencopet beraksi di angkutan umum dengan modus pura-pura bertanya. Kemudian setelah menjalin obrolan, sang pencopet menawarkan pijat gratis. Dia mengaku sebagai ahli pijat.
"Selang beberapa menit penumpang tersebut mempromosikan pijat urut untuk menghilangkan capek sembari membagikan browsur pijat. Setelah brosur dibagikan dia menawarkan jasa urut gratis kepada saya dan saya pun menolaknya, akan tetapi dia main ambil paksa kaki saya yang sebelah kanan untuk diurut dengan cara melentangkan kaki saya ke depan," jelas Usman pembaca detikcom di Bekasi.
Pada saat pengurutan berlangsung, teman pelaku merogoh kantong celana sebelah kiri. Pria yang merogoh celana itu duduk di sebelah kiri.
"Saya sontak kaget dan langsung teriak kalian mau nyopet saya sembari menatap orang yang duduk sebelah saya yang di dekat kaca dan orang tersebut langsung gugup dan berkata 'ngga kok'. Pada saat saya teriak, orang yang ngurut saya langsung melepaskan kaki saya dan kaget juga sembari ngomong 'Siapa yang mau nyopet kamu?' dan saya pun menjawab 'Kalau mau nyopet cari orang lain'. Tidak lama mereka turun," tutur Usman.
Pura-pura Barangnya Jatuh
Ronny pembaca detikcom dikerjai pencopet. BlackBerry yang baru dibelinya dua minggu disikat pelaku. Saat itu dia naik Kopaja P19. Ternyata di kendaraan itu dia dikerjai komplotan pencopet.
"Ketika saya akan turun di halte Setiabudi tiba-tiba tiba ada seorang bapak-bapak memegangi celana saya, seakan langkah saya ditahan dengan dalih orang tersebut menaruh kacamata di bawah sepatu saya. Seakan-akan saya menginjak kacamatanya. Di saat itulah saya refleks membungkukkan badan saya ke bawah, mungkin pada saat itu sebagian copet sudah menempel saya mungkin pada saat itu copet mulai beraksi tangan memasuki kantong saya," jelas Ronny.
Tak lama, Ronny mendengar ada benda jatuh. Komplotan pelaku kemudian menyebut bahwa BB-nya jatuh ke luar Kopaja. Ronny segera turun, tapi alhasil Kopaja melaju cepat dan barang miliknya raib. Para pelaku hanya mengalihkan perhatiannya.
(ndr/nwk)
sumber : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=644608838899378&set=a.112005575493043.15397.100000508029878&type=1
Tidak ada komentar: