Jakarta, Menjelang akhir tahun, pedagang terompet mulai menjamur di pingir-pinggir jalan. Banyak pula yang mengatakan terompet-terompet tersebut bisa menularkan kuman TBC karena sudah ditiup oleh banyak orang yang ingin membelinya. Benarkah?
Informasi tentang penularan TBC melalui ujung terompet beredar melalui broadcast message di berbagai layanan pesan singkat. Selengkapnya, berikut ini bunyi informasi tersebut:
Hati2 ketika beli terompet atau sejenis apapun karena ada virus yg kita tidak tau terutama TBC..., apalagi untuk anak-anak karena terompet itu sudah ditiup sama tukangnya dan sudah dicoba-coba orang lain.
Penularan virus itu melalui air liur yg sudah ada di terompet tersebut, lebih baik beli yg pakai pompa tekan. Tolong sebarkan info ini semoga bermanfaat.
Dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K), pakar penanggulangan TBC dari RS Paru Persahabatan menyampaikan bantahan atas informasi tersebut. Menurutnya bukan sisa air ludah di ujung terompet yang menularkan, tetapi udara yang terkontaminasi oleh kuman TBC.
"Itupun kalau di udara terbuka dan ada sinar matahari ya tidak apa-apa. Kuman TB kalau kena sinar matahari akan mati kok," kata Dr Erlina yang sehari-hari mengurusi pengobatan untuk pasien TBC, saat dihubungi detikHealth, Jumat (28/12/2012).
Penularan kuman TBC menurut Dr Erlina terjadi melalui udara yang masuk ke saluran pernapasan. Penderita TBC yang batuk akan menyemprotkan droplet atau bercak-bercak dahak yang terkontaminasi kuman, yang akan melayang-layang di udara sehingga rentan terhirup orang di sekitarnya.
Oleh karenanya, Dr Erlina menganjurkan agar para pengidap TBC selalu menutup hidung dan mulutnya dengan masker terutama saat batuk. Kalaupun tidak ada masker yang memadahi, penyebaran kuman bisa dicegah dengan benda lain seperti tisu atau sapu tangan.
Lebih lanjut Dr Erlina menambahkan, informasi bahwa kuman TBC bisa menular melalui ujung trompet tidak perlu dipercaya. Sama halnya dengan anggapan bahwa kuman tersebut bisa menular lewat sendok dan piring penderita, informasi tersebut menyesatkan dan banyak penderita dikucilkan karenanya.
"Kalaupun ada kuman yang menempel bersama bekas air liur atau sekret (lendir pernapasan), peniup berikutnya belum tentu langsung tertular. Kalau hanya menempel saja ya tidak masalah, baru menular kalau masuk saluran napas," lanjut Dr Erlina.
Namun untuk mengantisipasi penularan kuman lain yang memang banyak terdapat di air liur manusia, Dr Erlina menganjurkan untuk selalu mengelap ujung terompet terutama setelah digunakan oleh orang lain. Bila daya tahan tubuh sedang turun, kuman-kuman tersebut bisa saja menularkan penyakit.
sumber : www.detik.com
Tidak ada komentar: