DENSUS 88 Mabes Polri kembali beraksi. Kali ini korps burung hantu itu beroperasi di Purbalingga, Jawa Tengah. Hasilnya, Densus menangkap Ali Zaenal Abidin, seorang santri pondok pesantren As Suhari di Desa Gemuruh, kecamatan Padamara, Purbalingga. Penangkapan dilakukan kemarin pagi sekitar pukul 05.30 WIB.
“Benar, sekarang masih dilakukan pengembangan oleh tim di lapangan,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Suhardi Alius di Jakarta kemarin. Informasi yang dihimpun koran ini, Ali dibekuk oleh lima anggota Densus tanpa perlawanan. Dia ditangkap di depan empat orang sesama santri saat hendak berbelanja sayur di pasar. Ali dibawa dengan mobil Avanza berwarna biru berplat R 8521 GA.
“Dia santri yang baik di Ma’had ‘Aly Tahfizhul Qur`an El-Suchary Purbalingga. Kami tidak tahu mengapa Ali dianggap sebagai teroris,” ujar seorang sahabat Ali yang menolak ditulis namanya pada Jawa Pos kemarin siang. Menurutnya, Ali berasal dari Grogol, Sukoharjo. Beberapa ustad dari pondok pesantren sudah mendatangi Polres Purbalingga dan memberi informasi bahwa Ali tidak ada kaitannya dengan terorisme.
“Mungkin Densus salah tangkap,” lanjutnya. Dikonfirmasi soal ini, Irjen Suhardi Alius menjelaskan bahwa Polri punya 7 x 24 jam untuk memeriksa keterlibatan seseorang dalam aksi terorisme. “Penangkapan pasti didahului dengan bukti permulaan yang cukup. Untuk AZ ini diduga terkait dengan kelompok Solo,” kata mantan Wakapolda Metro Jaya itu.
Sumber Jawa Pos di lingkungan anti teror menyebut nama Ali dicokok dari pengakuan Bayu, salah seorang tersangka kasus terorisme di Solo. Bayu adalah teman Farhan, tersangka teroris yang meninggal dalam baku tembak dengan polisi di Solo. “Kita lakukan pemeriksaan dulu. Yang jelas dia bukan orang Purbalingga, tapi dari Sukoharjo,” kata Suhardi.
Nah, Ali mengenal Farhan dan Bayu. “Jadi, ini kaitannya dengan yang penembakan itu. Saat itu yang bersangkutan belum di Purbalingga,” ujarnya. Ma’had ‘Aly Tahfizhul Qur`an El-Suchary Purbalingga mendidik santri penghafal Al Quran. Ali sendiri sudah berhasil hafal 12 juz Alquran. (Pz/Islampos/jpnn)
“Benar, sekarang masih dilakukan pengembangan oleh tim di lapangan,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Suhardi Alius di Jakarta kemarin. Informasi yang dihimpun koran ini, Ali dibekuk oleh lima anggota Densus tanpa perlawanan. Dia ditangkap di depan empat orang sesama santri saat hendak berbelanja sayur di pasar. Ali dibawa dengan mobil Avanza berwarna biru berplat R 8521 GA.
“Dia santri yang baik di Ma’had ‘Aly Tahfizhul Qur`an El-Suchary Purbalingga. Kami tidak tahu mengapa Ali dianggap sebagai teroris,” ujar seorang sahabat Ali yang menolak ditulis namanya pada Jawa Pos kemarin siang. Menurutnya, Ali berasal dari Grogol, Sukoharjo. Beberapa ustad dari pondok pesantren sudah mendatangi Polres Purbalingga dan memberi informasi bahwa Ali tidak ada kaitannya dengan terorisme.
“Mungkin Densus salah tangkap,” lanjutnya. Dikonfirmasi soal ini, Irjen Suhardi Alius menjelaskan bahwa Polri punya 7 x 24 jam untuk memeriksa keterlibatan seseorang dalam aksi terorisme. “Penangkapan pasti didahului dengan bukti permulaan yang cukup. Untuk AZ ini diduga terkait dengan kelompok Solo,” kata mantan Wakapolda Metro Jaya itu.
Sumber Jawa Pos di lingkungan anti teror menyebut nama Ali dicokok dari pengakuan Bayu, salah seorang tersangka kasus terorisme di Solo. Bayu adalah teman Farhan, tersangka teroris yang meninggal dalam baku tembak dengan polisi di Solo. “Kita lakukan pemeriksaan dulu. Yang jelas dia bukan orang Purbalingga, tapi dari Sukoharjo,” kata Suhardi.
Nah, Ali mengenal Farhan dan Bayu. “Jadi, ini kaitannya dengan yang penembakan itu. Saat itu yang bersangkutan belum di Purbalingga,” ujarnya. Ma’had ‘Aly Tahfizhul Qur`an El-Suchary Purbalingga mendidik santri penghafal Al Quran. Ali sendiri sudah berhasil hafal 12 juz Alquran. (Pz/Islampos/jpnn)
sumber : http://islampos.com
Tidak ada komentar: