Bakteri Staphylococcus epidermidis yang menimbulkan bau badan tidak sedap ternyata dapat diatasi menggunakan ekstrak daun kenikir.
Di daerah tropis seperti Indonesia, produksi keringat yang berlebih ditambah bakteri Staphylococcus epidermidis dapat mengakibatkan kepercayaan diri seseorang berkurang. Pasalnya, kombinasi keringat dan bakteri dapat menghasilkan bau tidak sedap di tubuh.
Persoalan ini biasanya diatasi menggunakan produk pewangi, dari bedak, deodoran, parfum hingga deodoran parfume spray. Alternatif terakhir saat ini banyak dipilih karena dinilai lebih praktis.
“Tapi kandungan alumunium chlorohydrat yang merupakan bahan antipersirant utama pada deodoran diketahui dapat menjadi penyebab kanker, terutama kanker payudara,” terang mahasiswa FMIPA UNY sesuai rilis yang diterima Harian Jogja beberapa waktu lalu.
Berlatarbelakang persoalan ini, ia bersama keempat rekannya Meita Wulan Sari, Eko Budiyanto, Latifah Zuliyanti, dan Reni Dwi Astuti yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa dari FMIPA UNY berusaha mencari solusi alternatif.
Perempuan yang menjadi Ketua tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini menyampaikan dari kajian yang dilakukan diketahui tanaman kenikir mampu menjadi bahan anti-bakteri penyebab bau badan.
“Tanaman ini murah dan mudah diperoleh, selain itu pemanfaatannya pun masih belum optimal. Jadi kenapa tidak dimanfaatkan,” imbuh dia.
Proses pembuatan deodoran parfume spray dengan memanfaatkan tanaman bernama ilmiah tagetes erecta ini awalnya diproses dengan destilasi uap. Cara ini dilakukan untuk Selanjutnya adalah membuat deodoran parfume spray dari ekstrak daun kenikir.
Guna menguji efektivitas deodoran parfume spray terhadap aktivitas bakteri staphylococcus epidermidis, tambah Meita, perlu dilakukan isolasi terhadap bakteri itu. Baru metode standard plate count dapat ditambahkan dengan variabel kontrol seperti deodoran yang ad di pasaran selama ini.
“Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun kenikir yang paling efektif secara statistik, data diolah menggunakan uji t student. Sedangkan untuk mengetahui presentase minat masyarakat terhadap produk, dilakukan uji deskriptif statistika,” jelas dia.
sumber : http://www.harianjogja.com
Tidak ada komentar: