Select Menu

Kontroversi

Islam

Keluarga

Info

Pengetahuan

Motivasi

LIMA MENIT SAJA

» » Selebritis Pengurus Majelis Ulama Indonesia


Tidak banyak orang yang tahu bahwa beberapa seniman dengan predikat selebritis juga menjadi pengurus Majelis Ulama Pusat. Umumnya mereka adalah anggota Komisi Pembinaan Seni Budaya Islam. Sebagaimana tertulis di situs resmi Majelis Ulama Indonesia Pusat, berikut ini beberapa selebritis yang menjadi anggota ‘majelis ulama’ tertinggi di Indonesia itu.

1. Andrea Hirata

Andrea Hirata Seman Said Harun (lahir di pulau Belitung, 24 Oktober 1982; umur 29 tahun) adalah seorang penulis Indonesia yang berasal dari pulau Belitung, provinsi Bangka Belitung. Novel pertamanya adalah novel Laskar Pelangi yang merupakan buku pertama dari tetralogi novelnya.

Meskipun studi mayor yang diambil Andrea adalah ekonomi, ia amat menggemari sains–fisika, kimia, biologi, astronomi–dan tentu saja sastra. Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sedang mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di Kye Gompa, desa di Himalaya.

Andrea berpendidikan ekonomi di Universitas Indonesia, mendapatkan beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Universite de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi Ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung dan masih bekerja di kantor pusat PT Telkom.

2. Hj. Ratih Sanggarwati

Ratih Sanggarwati (lahir di Ngawi, Jawa Timur, 8 Desember 1962; umur 48 tahun) adalah seorang peragawati, model, pemain sinetron, pengusaha, penulis dari Indonesia.

Kariernya bermula saat Ratih Sang masuk SMU di Madiun. Ia mengikuti Lomba Pemilihan Putri Indonesia yang diselenggarakan oleh majalah Gadis, satu-satunya majalah remaja masa itu. Ratih Sang menjadi salah seorang dari 20 finalis ajang itu, bahkan terpilih sebagai Puteri Photogenic Lux 1980. Prestasi tersebut membawanya ke Jakarta. Sayapnya semakin mengembang setelah ia berhasil terpilih sebagai None Jakarta 1983. Karier Ratih Sang mulai berkembang saat dirinya mulai menggeluti dunia model.

Tahun 2000, Ratih Sang memutuskan untuk mengenakan jilbab. Hal itu tidak menghalanginya untuk melanjutkan kiprahnya di dunia hiburan Indonesia. Meski tak berlenggak-lenggok lagi di catwalk, Ratih Sang tetap berkarya. Ratih Sang menulis buku-buku tentang mode. Di antara karyanya adalah “Tampil Anggun Dengan Busana Muslim Ala Ratih Sang”, “Jubah Ratih Sang: Satu Pola Beragam Gaya”, “Kiat Menjadi Model Profesional”, “Kata Mata dan Hati dan Kerudungmu Tak Sekedar Cantikmu”. Awal Oktober 2007 (pada pertengahan bulan puasa), Ratih Sang meluncurkan buku ketiganya tentang kerudung, yaitu Kerudung Anggun.Ratih Sang juga mempunyai sebuah butik busana muslim. “Sang Saqinah” merupakan nama butiknya yang telah dirintis sejak tahun 2001.

3. Hj. Yenny Rahman

Yenny Rachman (lahir 18 Januari 1959; umur 52 tahun) adalah seorang pemeran Indonesia. Wanita berdarah Aceh dan Tionghoa-Madura ini mengawali kariernya sebagai bintang iklan, model foto, dan peragawati sejak usia 14 tahun. Film awal debutnya Ita Si Anak Pungut (1973) arahan Frank Rorimpandey dan debut memerani peran utama lewat film Rahasia Gadis (1975). Keseriusannya dalam film telah ditunjukkan dengan diraihnya 2 Piala Citra melalui Kabut Sutra Ungu (1979) arahan sutradara Sjumandjaja dalam FFI 1980 dan Gadis Marathon (1981) arahan Chaerul Umam pada FFI 1982.

Yenny yang pada akhir tahun 70-an dikenal sebagai salah satu bintang dari The Big Five (selain Roy Marten, Doris Callebaute, Yati Octavia dan Robby Sugara) juga dinilai sebagai aktris yang lengkap. Dia bisa menjadi magnet layar yang menghasilkan box office bagi film-filmnya, sekaligus memberikan akting yang mampu diapreasiasi kritikus. Oleh karena itu wanita ini diberi gelar “The Queen of Indonesian Cinema” oleh kalangan industri film Indonesia.

Meski tidak lagi aktif bermain film, Yenny tetap aktif di dunia keartisan. Melalui kongres PARFI 2006, Yenny terpilih sebagai ketua umum organisasi aktor dan aktris film Indonesia untuk periode 2006-2010, mengantikan Eva Rosdiana Dewi.

Yenny pernah menikah dbeberapa kali.  Tak lama menjanda, pada tanggal 18 April 2008, Yenny resmi disunting oleh Supradjarto, salah seorang direksi Bank BRI. Dalam pernikahan itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin bertindak sebagai wali hakim mempelai putri, sedangkan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto menjadi saksi pernikahan. Saat ini Yenny tengah mempersiapkan kembalinya ke film Indonesia dengan menjadi produser film yang mengambil tema tentang Kartini.

4. Hj. Eksanti

Eksanti adalah salah seorang artis Indonesia yang membitangi banyak sinetron. Sebelumnya ia belum mengenakan jilbab.

Saat ini ia telah memutuskan untuk mengenakan jilbab dan selektif dalam memerankan film. “Sekarang aku lebih selektif (menerima tawaran bermain sinetron dan film), soalnya aku udah berjilbab. Sekarang banyak yang aku tolak, aku nggak mau menerima tawaran yang nggak mengenakan jilbab,” kata Eksanti

5. Dra.Hj. Sriwahyuningsih (Cici Tegal)

Sri Wahyuningsih (19 Desember 1961) adalah pelawak dan aktris Indonesia. Pelawak yang lebih dikenal dengan nama Cici Tegal ini pertama dikenal luas dengan bermain bersama Bagito dalam acara lawak. Ia juga bermain dalam sinetron Kiamat Sudah Dekat.

6. Habiburahman As Syirozi, Lc

Habiburrahman El Shirazy (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976; umur 35 tahun) adalah Novelis No. 1 Indonesia (dinobatkan oleh INSANI Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang). Selain novelis, sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini juga dikenal sebagai sutradara, dai, dan penyair. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Taiwan dan Australia. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Di antara karya-karyanya yang telah beredar di pasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007), Dalam Mihrab Cinta (2007), Bumi Cinta (2010) dan The Romance. Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem. (mui)


Redaktur: Shabra Syatila 

sumber : www.fimadani.com

About Admin

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Tips