Semua hewan menyusui memiliki suhu tubuh yang hampir sama. Kendatipun terdapat perbedaan, ini hanya sedikit dan suhu tubuh mereka berkisar antara 35-400C. Manusia normal bersuhu tubuh 370C. Ini adalah suhu yang sangat kritis dan harus dijaga agar tetap berada pada angka ini. Sebab, jika suhu tubuh Anda turun beberapa derajat saja, banyak bagian tubuh Anda yang akan terganggu fungsinya. Sebaliknya, jika suhu tersebut naik sedikit saja, sebagaimana yang Anda alami ketika sakit, ini pun akan berbahaya. Misalnya, suhu tubuh yang terus berada pada angka 400C sangat mungkin akan berakibat kematian.
Singkatnya, suhu tubuh kita berada pada titik kesetimbangan yang sangat kritis yang hanya memberikan ruang bagi perubahan yang sangat kecil saja.
Namun sesungguhnya tubuh kita menghadapi masalah karena sifatnya yang senantiasa bergerak sepanjang waktu. Semua gerakan dari seluruh tubuh, sebagaimana gerakan pada mesin, memerlukan energi agar dapat berlangsung. Tapi, proses pembentukan energi senantiasa melepaskan panas sebagai hasil samping. Anda dapat dengan mudah memahami hal ini dari tubuh Anda. Taruhlah majalah ini barang sejenak, dan pergilah berlari sejauh sepuluh kilometer di bawah panas matahari yang membakar. Lalu perhatikanlah bagaimana tubuh Anda menjadi semakin panas. Namun nyatanya, jika Anda berpikir secara mendalam Anda akan tahu bahwa tubuh Anda tidak sepanas sebagaimana yang seharusnya.
Satuan panas adalah kalori. Manusia normal yang berlari 10 kilometer selama satu jam akan menghasilkan panas sebesar 1000 kalori. Panas ini harus dibuang dari dalam tubuh. Jika tidak, Anda akan jatuh pingsan dan koma sebelum Anda menempuh kilometer yang pertama. Beruntunglah, Anda terhindarkan dari bahaya ini oleh dua sifat yang dimiliki air.
Sifat pertama adalah kapasitas panas air yang sangat besar. Apa maksudnya? Besarnya kapasitas panas air berarti: untuk menaikkan suhu air, sejumlah besar energi dalam bentuk panas dibutuhkan. Kendatipun air menyusun sekitar 70% dari keseluruhan tubuh kita, air tidak gampang cepat menjadi panas dikarenakan kapasitas panas yang dimilikinya ini. Misalnya kita melakukan pekerjaan yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh sebesar 100C. Seandainya 70% dari tubuh kita ini adalah alkohol (dan bukan air), maka peningkatan suhu ini akan menjadi 200C. Atau, jika air ini tergantikan oleh zat-zat lain dengan kapasitas panas lebih rendah, maka akibatnya akan lebih parah lagi: jika diganti garam kenaikannya menjadi 500C, akan menjadi 1000C jika diganti besi, dan 3000C jika diganti timbal. Kapasitas panas air yang sangat besar inilah yang mencegah perubahan panas yang sedemikian besar.
Tak seperti zat cair lainnya, air memuai ketika membeku. Oleh karenanya, bongkahan es mengapung di atas permukaan air.
Namun, peningkatan sebesar 100C pun akan berakibat mematikan, sebagaimana telah disebutkan di atas. Untuk mencegahnya, sifat yang kedua dari air, yakni panas laten yang tinggi, sangat dibutuhkan.
Untuk menjaga agar tetap dingin meskipun menghasilkan panas, tubuh kita berkeringat. Ketika kita berkeringat, air menutupi permukaan kulit kita dan menguap dengan cepat. Namun, oleh karena panas laten air begitu besar, penguapan ini memerlukan panas dalam jumlah besar. Dan panas ini sudah tentu diserap dari tubuh, dan karenanya tubuh kita tetap dingin. Proses pendinginan ini bekerja dengan sangat baik sehingga terkadang kita merasa kedinginan meskipun cuaca agak panas.
Seseorang yang telah berlari sejauh 10 kilometer akan menurunkan suhu tubuhnya sebanyak 60C akibat penguapan air sebanyak kurang lebih 1 liter. Semakin banyak tenaga yang ia keluarkan, semakin tinggi kenaikan suhu tubuhnya; namun pada saat yang sama ia pun semakin banyak berkeringat. Akibatnya, terjadi pendinginan pada tubuhnya. Keberadaan perangkat termostat (pengatur suhu) pada tubuh ini dimungkinkan oleh sifat panas air tersebut. Tidak ada cairan yang dapat menandingi keunggulan air. Jika cairan alkohol menggantikan air, misalnya, maka penurunan suhu ini hanya 2.20C, dan jika diganti dengan zat amonia, hanya akan terjadi penurunan sebesar 3.60C.
Ada satu hal penting lagi. Jika panas yang dihasilkan dalam tubuh tidak dialirkan ke permukaan tubuh, yakni ke bagian kulit, maka dua sifat air di atas, termasuk proses berkeringat, tidak akan terjadi. Jadi, struktur tubuh kita haruslah memiliki kemampuan menghantarkan panas yang tinggi. Di sinilah perlunya satu lagi sifat air lainnya, yakni kemampuan yang sangat tinggi untuk menghantarkan panas. Tidak seperti cairan yang lain, air memiliki daya hantar panas yang sangat tinggi. Akibatnya, tubuh mengalirkan panas yang dihasilkannya di bagian dalam tubuh keluar menuju kulit di permukaan. Jika daya hantar ini dua atau tiga kali lebih rendah, maka laju pengaliran panas ini akan lebih lambat. Hal ini menjadikan kehidupan hewan seperti mamalia takkan mungkin terjadi.
Semua ini menunjukkan bahwa ketiga sifat panas air bekerja bersama untuk satu tujuan: mendinginkan suhu tubuh makhluk hidup, termasuk manusia. Dengan kata lain air telah diciptakan secara khusus untuk tugas ini.
sumber : majalah insight
Tidak ada komentar: