�Orang yang cerdas adalah dia yang memikirkan kehidupan setelah mati (akhirat), lalu dia berupaya menyiapkan sebaik-baik amal (bekal) untuknya� �Sang Revolusioner, Muhammad SAW�
Setiap Muslim memiliki kewajiban untuk mendakwahkan agama Islam, hingga tidak ada lagi fitnah bagi agama ini atau kita bisa merebut kembali Kemuliaan Islam dan kaum Muslim. Telah sampai berita tentang keteguhan dan kecerdasan Ibrohim dalam mendakwahkan agama Alloh.
Kegelisahannya menyaksikan Ayah dan masyarakat sekitar yang menyembah berhala serta patung-patung tak bernyawa telah mengantarkannya pada sebuah esensi dakwah tauhid yang dapat kita pungut hikmahnya. Dikisahkan dalam Al Qur�an surah Al Anbiya� 51-70. Inilah Kisah pendek namun sarat makna.
Betapa Nabi Ibrohim telah mampu melaksanakan kewajiban itu, nyaris tanpa cacat. Bahkan tindakannya telah berhasil membuat kaum Kafir murka sambil menahan malu karena tidak mampu menjawab rentetan dialog cerdas yang dilontarkan Ibrohim tatkala mereka saling bertanya satu sama lain tentang siapa yang telah berani menghancurkan berhala-berhalanya.
Dialog yang sebenarnya ditujukan agar kaum Kafir berfikir, untuk apa mereka menyembah berhala-berhala yang tidak dapat mendatangkan mudhorot dan manfaat bagi mereka, bahkan untuk menolong dirinya sendiri saja tidak bisa, Sebab itu Ibrohim dengan mudah menghancurkan semuanya, kecuali satu yang paling besar yang memang sengaja disisakan untuk membuktikan bahwa berhala-berhala itu memang tak mampu berbuat apa-apa.
Meskipun pada akhirnya kaum kafir melampiaskan kemarahannya kepada Ibrohim dengan membakarnya, sebagai balasan atas tindakannya yang telah menghancurkan Tuhan-Tuhan mereka. Namun, Alloh sebaik-baik penolong. Api yang semula panas menjadi dingin karena kehendakNya. �Kami (Alloh) berfirman, �wahai api, jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrohim� (QS. Al Anbiya� 69). Dialah Alloh yang tidak pernah menyalahi janjiNya, bahwa Dia akan menolong sesiapa saja yang menolong agamaNya.
Belajar dari Ibrohim, beliau telah mampu menggunakan akalnya untuk memahami ayat-ayat Alloh. Menggunakan kecerdasannya untuk kepentingan agama Alloh. Seperti itulah kita seharusnya, sebisa mungkin berupaya untuk berkarya, bekerja di jalanNya dengan kerja yang tidak hanya sekedar kerja. Tetapi kerja yang mampu mengantarkan kita kepada keridhoan Alloh SWT.
Bila selama ini kita masih menganggap Albert Ensteins, Steve Jobs, Bill Gates, dan sejumlah ilmuwan Barat lain sebagai orang yang cerdas, mari kita samakan persepsi terlebih dahulu, bagaimana Rosululloh memaknai kata cerdas. Bahwa orang yang cerdas adalah dia yang bisa mempersiapkan kematian terbaik, dia yang bisa menghadap Alloh dengan hati yang bersih.
�yaitu pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Alloh dengan hati yang bersih� (QS. Asy-Syu�ara� 88-89). Izinkan saya mengutip sedikit profil tentang sosok Cerdas yang begitu menginspirasi saya dan jutaan kaum Muslim lainnya.
Adalah Mehmed II, anak yang ditakdirkan menjadi sebaik-baik panglima Penakluk Konstantinopel dan menjadi ahlu bisyaroh yang membuktikan ucapan Rosululloh SAW. Terlahir di Edirne, 8 tahun setelah pengepungan Konstantinopel oleh ayahnya Murad II, bertepatan dengan tanggal 29 Maret 1432 atau menurut sumber lain pada 20 April 1430, 26 Rojab 833 H.
Dikatakan bahwa ketika menunggu proses kelahirannya, Murad II menenangkan dirinya dengan membaca Al Qur�an dan lahirlah Mehmed II pada saat bacaannya sampai pada surat Al Fath, surat yang berisi janji-janji Alloh akan kemenangan kaum Muslim.
Besar di bawah pengasuhan dua Guru, Syeikh paling bagus di masanya, mereka adalah Syeikh Ahmad Al Kurani dan Syeikh Aaq Syamsudin. Namun, Ulama yang berpengaruh dalam membentuk mental Mehmed II adalah Aaq Syamsudin, ulama yang nasabnya bersambung ke Abu Bakar Ash-Shiddiq dan seorang Polymath, pengetahuannya tidak terbatas hanya pada satu bidang, wawasannya luas. Ulama yang luar biasa cerdas, tak heran bila dari tangannya lahir seorang Penakluk Konstantinopel.
Maka orang secerdas Mehmed II telah lama menjadikan Tokoh-tokoh Islam sebagai Blueprint. Betapa Umar bin Khoththob, Khalid bin Walid, Abu Ubaidah bin Jarrah, Umar bin Abdul Aziz, Harun Al Rasyid, Sholahuddin Al Ayyubi dan semua ksatria Islam telah dijadikan teladan. Simaklah syair luar biasa yang berhasil dirangkai oleh seorang Mehmed Remaja:
Niatku, taat kepada perintah Alloh �Dan hendaklah kalian berjihad di jalanNya� (QS Al Maidah: 35)
Semangatku, berupaya dalam kesunguhan dalam melayani agamaku, agama Alloh
Tekadku, Aku akan tekuk lututkan orang-orang kafir dengan tentaraku, tentara Alloh
Pikiranku, terpusat pada pembebasan atas kemenangan dan kejayaan, dengan kelembutan Alloh
Jihadku, dengan jiwa dan harta dan apa yang tersisa di dunia setelah ketaatan pada perintah Alloh
Harapanku, pertolongan dan kemenangan dari Alloh, dan ketinggian Negara ini atas musuh-musuh Alloh
Sungguh Pribadi yang luar biasa, dari syairnya saja kita bisa membaca bahwa seluruh hidupnya telah diwakafkan untuk agamanya. Sosok cerdas yang sudah selayaknya menggantikan nama-nama ilmuwan Barat di hati setiap penyanjungnya, lebih-lebih mereka Muslim.
Dari semua kehebatan yang dimiliki oleh Mehmed II, maka kehebatan yang paling mempesona adalah kedekatan dirinya dengan Alloh SWT. Bahwa sejak aqil baligh, dirinya tidak pernah lagi menyaksikan punggung orang lain sholat, karena posisinya yang selalu menjadi imam.
Semangatnya berangkat dari kepercayaannya terhadap sabda Rosululloh yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, �Konstantinopel akan takluk di tangan laki-laki maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik tentara adalah tentaranya�. Semua itu berangkat dari keutuhan tauhid yang dibangun dan dibentuk sejak kecil. Betapa tauhid menjadi barang penting, bekal paling berharga bagi kita untuk maju menghadap Alloh dengan hati yang bening bahkan sambil tersenyum, insyaAlloh.
Semoga kisah di atas mampu menghadirkan semangat kepada kita, semangat untuk terus berjalan di jalan yang lurus, yaitu jalan Alloh, Rosululloh serta orang-orang beriman. Semangat untuk terus mengemban dakwah Islam hingga akhir usia. Semangat untuk tetap tegak ke atas langit hingga kita layak dijamu oleh Rosululloh Muhammad SAW kelak di Telaga Kautsar. Aamiin.[UGT]
Oleh: Ruqoyyah (Pengajar di Kuttab Al Fatih)
Red: Khansa Salsabillah
sumber : http://www.undergroundtauhid.com/bekerja-secerdas-ibrahim-bertekad-sekuat-al-fatih/
Tidak ada komentar: